WAWASAN
KEBANGSAAN DAN NASIONALISME INDONESIA
PENGERTIAN
Wawasan kebangsaan Indonesia
adalah wawasan yang memeiliki landasan moral dan etik, karena itu bersilakan Ketuhanan
Ynag Maha Esa. Wawasan bangsa Indonesia tidak menmpatkan bangsa kita diatas
bangsa, tetapi menghargai harkat dan martabat kemanusiaan serta hak dan
kewajiban asasi manusia, karena itu wawasan kebangsaan kita mempunyai unsur
kemanusiaan yang adil beradap yang mengakui adanya nilai-nilai universal
kemanusiaan. Sebagai bangsa yang majemuk tetapi satu dan utuh, wawasan
kebangsaan Indonesia jelas bersendikan persatuan dan kesatuan bangsa.
Nasionalisme berasal dari kata
“nasional” yang berati kebangsaan dan “isme” yang berarti paham atau ajaran.
Dengan ini maka pengertian dari nasionalisme adalah paham atau ajaran
kebangsaannya suatu bangsa. Secara sederhana nasionalisme ini dapat kita pahami
sebagai suatu paham atau ajaran yang mengharuskan suatu bangsa berpijak di atas
kebangsaanya sendiri.
Karakteristik masyarakat
pluralistik (berghe):
v Terjadi
segmentasi ke dalam bentuk kelompok yang memiliki sub kebudayaan yang berbeda;
v Memiliki
struktur sosial yang bersifat non komplementer;
v Kurangnya
mengembangkan konsensus diantara para anggota terhadap nilai yang bersifat
mendasar;
v Relatif
sering mengalami konflik diantara kelompok dengan kolompok lainnya;
v Integrasi
sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan;
v Dominasi
politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok lain.
Wawasan Nasional Lokal
Cara pandang suatu bangsa yang
didalamnya menampakkan bagaimana suatu bangsa itu melakukan dialogis dengan
kondisi geografis dan sosial budayanya. (Wawasan Nusantara)
Tataran Lokal (Daerah) bangsa
indonesia memiliki kebhinekaan. (Majemuk)
Perkembangan Nasionalisme
Indonesia dan Latar Belakangnya
Latar Belakang
Kesadaran nasionalisme bangsa
Indonesia merupakan hasil dari para orang-orang terpelajar dan intelektual yang
menjadi kunci utama dalam gerakan nasionalisme Indonesia, mereka para kaum
terpelajar tersebut merupakan hasil dari sistem yang pendidikan yang diadakan
oleh pemerintahan kolonial Belanda. Gerakan-gerakan yang dilakukan untuk
mencapai kemerdekaan tidak lagi dilakukan dengan senjata melainkan organisasi
modern.
Para bangsawan yang terdidik
merupakan motor dari pada ide-ide cemerlang masa pergerakan nasionalisme, sebab
kaum bangsawanlah yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi yang dengannya
mereka dapat berbaur dengan cara berpikir pemerintah kolonial. Mereka
mengetahui bahwasanya organisasi-organisasi para kolonial memeliki susunan yang
kokoh dan rapi serta tidak mungkin bagi bangsa Indonesia untuk menghadapi
mereka secara tradisional seperti sebelumnya.
Munculnya nasionalisme bangsa
Indonesia ini dimotori oleh beberapa faktor. Secara garis besar faktor-faktor
tersebut terbagi kepada dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
Adapun faktor internal adalah
sebagai berikut:
·
Penindasan serta kezaliman yang dilakukan oleh pemerintahan
kolonial pada bangsa Indonesia membuat tali persaudaraan menjadi semakin kuat
atas dasar senasib dan sependeritaan. Hal itu disebabkan oleh kekuasaan
kolonial yang meliputi seluruh Nusantara menjadi kesatuan politik,
pemerintahan, dan hukum.
·
Adanya kelompok intelektual yang membuat
ideologi dan beragam gerakan yang digunakan dalam melawan kolonialisme Barat,
hal-hal tersebut mereka pelajari dari sistem pendidikan barat yang mereka
lantuni dalam memahami beragam konsep Barat.
·
Masa-masa keemasan yang diraih oleh
kerajaan-kerajaan terdahulu seperti sejarah kerajaan mataram kuno, sejarah
kerajaan sriwijaya, dan sejarah kerajaan majapahit yang menjadi sebuah motivasi
tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk berjuang menghadapi kolonialisme Barat
guna meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri bangsa.
·
Adapun faktor eksternal adalah
sebagai berikut:
·
Pada tahun 1905 Jepang menang atas Rusia dalam
peperangan, sehingga menaikkan rasa percaya diri bahwa bangsa berwarna mampu
mengalahkan bangsa kulit putih
·
Terbentuknya negara-negara baru yang merupakan
hasil dari munculnya nasionalisme di daerah Asia dan Afrika
·
Beberapa prinsip Woodrow Wilson yang terdapat
dalam Wilson 14 points. Semua hal tersebut dapat diserap oleh kaum terpelajar
Indonesia saat menuntut ilmu di luar negeri.
Fase – Fase Perkembangan
Nasionalisme di Indonesia muncul
dan berkembang melalui beberapa fase berikut.
1.
Masa Perintis
Masa perintis merupakan langkah awal nasionalisme yang
diawali dengan terbentuknya organisasi-organisasi pergerakan nasional. Tanggal
20 Mei 1908 merupakan pergerakan awal yang ditandai dengan lahirnya pergerakan
Budi Utomo. Kemudian hari kelahiran Budi Utomo dijadikan sebagai suatu
peringatan yang dikenal dengan Hari Kebangkitan Nasional.
2.
Masa Penegas
Masa penegas adalah masa dikuatkannya jiwa kebangsaan
pada seluruh rakyat Indonesia, penegasan tersebut dibuktikan dengan adanya
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Isi sumpah pemuda yang meliputi
satu bangsa bersatu tanah air, satu bangsa, serta satu bahasa yakni bahasa
Indonesia. Ungkapan tersebut telah membakar semangat juang nasionalisme bangsa
yang berdiri atas tonggak Bhineka Tunggal Ika, meskipun berbeda-beda namun kita
tetap satu.
3.
Masa Percobaan
Dalam masa ini bangsa Indonesia banyak melakukan
gebrakan dengan bergabung dengan organisasi yang tujuannya untuk meminta
kemerdekaan dari Belanda. Beberapa organisasi bergabung dengan GAPI (Gabungan
Politik Indonesia), pada tahun 1938 organisasi ini mengusulkan agar Indonesia
berparlemen. Namun sangat disayangkan, tuntutan agar Indonesia merdeka itu
belum berhasil.
4.
Masa Pendobrak
Dalam kesempatan ini bangsa Indonesia dengan segenap
semangat juang nasionalismenya berhasil menghancurkan jeratan penjajahan dan
membawa kemerdekaan bagi Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus
1945. Oleh karena itu, sikap nasionalisme merupakan dasar terbentuknya negara
kesatuan Indonesia modern.
Cara Menumbuhkan Jiwa
Nasionalisme Pada Generasi Muda:
1. Refleksi
sejarah
2. Melalui
upacara bendera
3. Memperkenalkan
berbagai keragaman budaya bangsa
4. Melalui
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
5. Melalui
pengenalan tokoh sejarah
6. Memakai
dan mencintai produk hasil produksi dalam negeri
Makna Wawasan Kebangsaan:
1. Wawasan
kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar menempatkan persatuan,
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan;
2. Wawasan
kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia sedemikian rupa sehingga asas
Bhinneka Tunggal Ika dipertahankan;
3. Wawasan
kebangsaan tidak memberi tempat pada patriotisme yang licik;
4. Dengan
wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh pandangan hidup Pancasila, bangsa
Indonesia telah berhasil merintis jalan menjalani misinya
Nilai Dasar Wawasan Kebangsaan
(1). Penghargaan terhadap harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa;
(2). Tekad bersama untuk
berkehidupan kebangsaan yang bebas, merkeka, dan besatu;
(3). Cinta akan tanah air dan
bangsa;
(4). Demokrasi atau kedaulatan
rakyat;
(5). Kesetiakawanan sosial;
(6). Masyarakat adil-makmur.
Contoh kasus
JAKARTA - Arcandra Tahar dipecat
Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena tersandung isu mempunyai dua
kewarganegaraan yakni Indonesia dan Amerika Serikat (AS).
Pencopotan Arcandra Tahar ini
diumumkan langsung oleh pemerintah di Istana Negara yang disampaikan Menteri
Sekretaris Negara Pratikno pada Senin 15 Agustus 2016 malam.
Pengamat kebijakan energi Sofyano
Zakaria menilai, pemberhentian Arcandra oleh pemerintah secara hukum dapat
dimaknai pemerintah mengakui bahwa Arcandra benar telah menjadi warga negara
Amerika.
"Kasus Arcandra pada
hakekatnya adalah terkait dengan pupusnya semangat nasionalisme pada diri putra
bangsa," tegas Sofyano kepada Okezone, Jakarta, Selasa (16/8/2016).
Di masa kini, nasionalisme tidak
lagi menjadi ruh pada raga anak bangsa, sehingga dengan mudah seseorang
menanggalkan nasionalisme hanya karena uang, harta dan jabatan, tambah Sofyano.
Pupusnya nasionalisme bukan hanya
terjadi pada kasus menanggalkan kewarganegaraan Indonesia dan beralih ke
kewarganegaraan asing, tetapi juga pada sikap perilaku dan moral yang tidak
nasionalis.
"WNI yang bermoral WNA lebih
berbahaya dari WNA sesungguhnya. Ini sama halnya dengan serigala berbulu
domba," tambah Sofyano.
Mereka yang mendukung dan ikut
memberikan jalan sehingga bangsa luar bisa leluasa menguasai sumber daya alam
dan ekonomi bangsa ini , mereka itu adalah orang yang tidak memiliki
nasionalisme dan ini lebih berbahaya dari WNA itu sendiri" ujar Sofyano
lagi.
Pendapat kami:
Jika WNI yang bermoral WNA lebih
berbahaya dari WNA sesungguhnya, kenapa suber daya yang ada di Indonesia
sebagian besar di kuasai perusahaan ASING? Jika alasannya karena tenaga ahli
buktinya banyak WNI yang ahli tapi memilih bekerja dengan orang asing
dikarenakan factor gaji yang lebih besar. Menurut saya kenapa pemerintah tidak
mencoba mengelola sumber daya sendiri dengan membayar tenaga ahli dengan begitu
sumber daya yang didapat Negara tidak terpotong banyak dan mungkin bisa member
ikan dampak kemakmuran bagi WNI.
Labels:
Informasi,
What This?
Thanks for reading Wawasan kebangsaan dan nasional indonesia dalam pendidikan kewarganegaraan. Please share...!
0 Comment for "Wawasan kebangsaan dan nasional indonesia dalam pendidikan kewarganegaraan"
berkomentarlah dengan bijak