Frasa, Kalimat, dan Paragraf
1)
Frasa
adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif.
Contoh Frasa
Berdasarkan
pengertian dan ciri-ciri diatas kita dapat menyimpulkan bahwa frasa adalah
gabungan dari dua kata atau lebih yang tidak dapat membentuk kalimat sempurna.
Maka kita dapat membuat contoh frasa sebagai berikut:
·
Nasi goreng
·
Sedang Tidur
·
Sedang makan
·
Banting tulang
·
Tidur siang
·
Dengan tangan kanan
2) Kalimat adalah satuan bahasa yang secara
relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual
ataupun potensial terdiri atas klausa.
Kalimat merupakan satuan dasar wacana. Artinya, wacana hanya akan
terbentuk jika ada dua kalimat, atau lebih, yang letaknya berurutan berdasarkan
kaidah kewacanaan. Dengan demikian, setiap tuturan, berupa kata atau untaian
kata, yang memiliki ciri-ciri yang disebutkan di atas pada suatu wacana atau
teks, berstatus kalimat. Berikut merupakan contoh kalimat.
·
Ayah bangun pagi-pagi dan
langsung berangkat bekerja demi mencari nafkah.
·
Sebenarnya apa pekerjannya?
3)
Paragraf adalah seperangkat atau
sekelompok kalimat yang tersusun dari satu kalimat pokok dan beberapa kalimat
penjelas.
Contoh
Korek
api gas yang tidak terpakai sebaiknya jangan dibuang ke tempat sampah. Sebab,
korek tersebut mudah terbakar jika terkena panas. Bila korek gas tersebut masih
berisi,maka dampak ledakannya pun akan semakin tinggi. Oleh karena itu,
sebaiknya korek api gas yang tidak terpakai disumbangkan ke tukang isi korek
api agar bisa dimanfaatkan kembali.
Syarat sebuah kalimat
Kalimat yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.
1) Tidak menyimpang dari kaidah
bahasa
Kalimat yang tidak menyimpang dari kaidah bahasa maksudnya adalah kalimat yang cermat baik dari segi pemilihan kata dan bentukan kata maupun susunan kalimatnya memenuhi aturan sintaksis yang benar. Sebaliknya, kalimat yang menyimpang dari kaidah bahasa, susunan kalimatnya tidak sesuai dengan aturan sintaksis yang benar.
Kalimat yang tidak menyimpang dari kaidah bahasa maksudnya adalah kalimat yang cermat baik dari segi pemilihan kata dan bentukan kata maupun susunan kalimatnya memenuhi aturan sintaksis yang benar. Sebaliknya, kalimat yang menyimpang dari kaidah bahasa, susunan kalimatnya tidak sesuai dengan aturan sintaksis yang benar.
Contoh:
Jadwal di atas menunjukkan kereta api eksekutif Argo Lawu berangkat pada pukul 17.00 dari Gambir.
Jadwal di atas menunjukkan kereta api eksekutif Argo Lawu berangkat pada pukul 17.00 dari Gambir.
2) Logis atau dapat diterima
nalar
Kalimat juga harus logis atau dapat dinalar oleh akal. Meskipun secara gramatikal sesuai dengan kaidah namun jika tidak logis, kalimat tersebut tak akan dapat dipahami dengan baik bila disampaikan kepada orang lain.
Kalimat juga harus logis atau dapat dinalar oleh akal. Meskipun secara gramatikal sesuai dengan kaidah namun jika tidak logis, kalimat tersebut tak akan dapat dipahami dengan baik bila disampaikan kepada orang lain.
Contoh:
Anak-anak itu sedang asyik mengumpulkan pohonan.
Anak-anak itu sedang asyik mengumpulkan pohonan.
3) Jelas dan dapat menyampaikan maksud atau pesan dengan tepat
Kalimat yang baik juga harus mengandung pengertian yang jelas, tidak membingungkan serta tidak menimbulkan penafsiran ganda atau ambigu. Tidak sedikit pula kita temui kalimat-kalimat yang diucapkan oleh penutur bahasa mengandung pengertian ganda. Kalimat ini selain dapat membingungkan juga menimbulkan respons atau tanggapan yang tak sesuai karena tidak tersampaikannya pesan secara benar.
Kalimat yang baik juga harus mengandung pengertian yang jelas, tidak membingungkan serta tidak menimbulkan penafsiran ganda atau ambigu. Tidak sedikit pula kita temui kalimat-kalimat yang diucapkan oleh penutur bahasa mengandung pengertian ganda. Kalimat ini selain dapat membingungkan juga menimbulkan respons atau tanggapan yang tak sesuai karena tidak tersampaikannya pesan secara benar.
Contoh:
Saya bingung melihat kelakuan anak itu.
Saya bingung melihat kelakuan anak itu.
Ciri-Ciri
Kalimat
·
Sebagai satuan bahasa atau satuan gramatikal;
·
Terdiri atas satu kata atau lebih (tidak
terbatas)/terdiri atas klausa;
·
Secara relatif dapat berdiri sendiri;
·
Mempunyai atau mengandung pikiran yang lengkap;
·
Memiliki pola intonasi akhir;
·
Dalam konvensi tulis, ditandai oleh awal huruf capital
dan diakhiri tanda baca (tanda titik untuk kalimat deklaratif, tanda tanya
untuk kalimat interogatif, dan tanda seru untuk kalimat interjektif)
Ciri-Ciri
bukan Kalimat
Hanya memiliki 1 kata tidak lbih
Bentuk-bentuk
kalimat
1.
Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola
kalimat, yaitu hanya memiliki satu subjek dan satu predikat, serta satu
keterangan (jika perlu).
2.
Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola
kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak
kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat
letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi
hanya terdapat pada anak kalimat.
3.
Kalimat majemuk setara
penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang
kedudukannya sejajar atau sederajat.Berdasarkan kata penghubung (konjungsi),
kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni Penggabungan,
Penguatan/Penegasan, Pemilihan, Berlawanan, dan Urutan Waktu.
Contoh:
1.
Rani pergi ke pasar. (kalimat tunggal 1)
2.
Rudi berangkat ke bengkel. (kalimat
tunggal 2)
·
Rani pergi ke pasar sedangkan Rudi
berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)
·
Reza berangkat ke sekolah, sedangkan
ibunya pergi ke pasar. (kalimat majemuk)
4. Kalimat
majemuk rapatan
Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat
tunggal yang karena subjek, predikat, atau objek yang sama. Bagian yang sama
hanya disebutkan sekali.
Contoh:
1.
Kemarin ayah mencuci motor. (induk
kalimat)
2.
Ketika matahari berada di ufuk timur.
(anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
·
Ketika matahari berada di ufuk timur,
ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
·
Ayah mencuci motor ketika matahari
berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)
·
Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau
lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk
bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul
akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Contoh:
1.
Kemarin ayah mencuci motor. (induk
kalimat)
2.
Ketika matahari berada di ufuk timur.
(anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
·
Ketika matahari berada di ufuk timur,
ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
·
Ayah mencuci motor ketika matahari
berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)
5. Kalimat majemuk
campuran
Kalimat
majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh:
1. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
2. Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2,
induk kalimat)
3. Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai
pengganti keterangan waktu)
·
Toni bermain
dengan Kevin dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya
kemarin. (kalimat majemuk campuran)
PEMBENTUKAN KALIMAT
Sebuah
kalimat tunggal dibangun oleh satu pola kalimat, yaitu sekurang-kurangnya
terdiri atas dua unsur, yaitu unsur subjek (S) dan unsur predikat (P). Subjek
merupakan unsur yang menjadi pokok pembicaraan, sedangkan predikat merupakan
unsur yang memberikan penjelasan terhadap pokok pembicaraan. Jika predikat
kalimat menggunakan kata kerja aktif transitif, kalimat tersebut harus
dilengkapi dengan objek (O) tertentu. Bagian lain yang berfungsi memberikan
penjelasan terhadap predikat kalimat adalah pelengkap (Pel) dan keterangan (K).
Unsur-unsur pembentuk kalimat terdiri dari satuan kata dan ada pula yang
yang berupa kelompok kata. Kelompok kata dapat berupa frase atau klausa. Frase
adalah kelompok kata (satuan gramatikal) yang tidak melebihi batas fungsi
kalimat atau kelompok kata yang unsurunsurnya masih mempertahankan makna
aslinya. Berbeda dengan frase, klausa merupakan kelompok kata yang memiliki
konstruksi sintaksis yang mengandung unsur subjek dan predikasi. Klausa
dibedakan menjadi klausa utama dan klausa bawahan; klausa utama adalah klausa
yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat dan isinya sudah dapat kita pahami,
sedangkan klausa bawahan adalah klausa yang belum lengkap isinya sehingga
klausa itu tidak dapat berdiri sendiri.
1. Kalimat Pernyataan
Merupakan kalimat yang berfungsi untuk menyatakan suatu hal–biasanya
berupa informasi atau fakta–yang disampaikan ke khalayak luas tanpa berharap
respon atau balasan dari pihak khalayak. Kalimat ini juga biasa disebut sebagai
kalimat deklaratif. Adapun ciri khas dari paragraf ini adalah sebagai berikut:
·
Diakhiri dengan penggunaan
tanda titik (.).
·
Mempunyai pola intonasi akhir
yang datar dan netral, dalam artian tidak dilebih-lebihkan atau
dikurang-kurangkan saat kalimat pernyataan diucapkan.
·
Bertujuan untuk memberikan
informasi atau fakta kepada khalayak.
Tidak mengharapkan balasan
dari khalayak yang menerima kalimat pernyataan.
Agar lebih paham seperti apa kalimat pernyataan,
berikut disajikan beberapa contoh kalimat pernyataan dalam bahasa Indonesia:
·
Kemarin, kami sempat
berpapasan di pinggir jalan.
·
Acara wisuda di kampus itu
berjalan dengan lancar.
2. Kalimat Tanya atau Kalimat Pertanyaan
Merupakan jenis kalimat yang bertujuan untuk menanyakan suatu hal kepada
pihak yang ditanya, di mana pihak yang ditanya mesti menjawab pertanyaan
tersebut. Kalimat ini juga bisa disebut sebagai kalimat interogatif. Kalimat
ini mempunyai sejumlah ciri, yaitu:
·
Adanya fungsi kata tanya di
dalam kalimat.
·
Bertujuan untuk menanyakan
suatu hal.
·
Jika tidak menggunakan kata
tanya, biasanya digunakan partikel -kah di salah satu kata yang ada di dalam
kalimat tanya. (biasanya kata yang diberi partikel -kah adalah kata pertama
dari kalimat tanya.
·
DIakhiri dengan contoh
penggunaan tanda tanya (?).
·
Pola intonasinya kadang naik
kadang turun.
Adapun contoh kalimat tanya atau kalimat pertanyaan adalah sebagai
berikut:
·
Apakah kau sudah sarapan pagi
tadi?
·
Mengapa mukamu cemberut terus?
3. Kalimat Perintah
Adalah kalimat yang berisi perintah atau bujukan kepada seseorang agar
seseorang tersebut mau melaksanakan perintah atau bujukan tersebut. Kalimat ini
biasa disebut juga dengan kalimat imperatif. Adapun ciri-ciri dari kalimat ini
adalah:
·
Menggunakan kata seruan
seperti ayo, jangan, dan sejenisnya.
·
Menggunakan partikel -lah atau
-kan.
·
Diakhiri dengan contoh
penggunaan tanda seru (!).
·
Mempunyai pola intonasi yang
tinggi saat diucapkan.
Selain ciri, kalimat perintah juga mempunyai beberapa jenis, di mana
jenis-jenis kalimat perintah tersebut antara lain:
·
Kalimat perintah biasa:
merupakan kalimat yang berisi perintah secara langsung dan biasa digunakan pada
percakapan sehari-hari. Contoh: tutup pintu itu sekarang!
·
Kalimat perintah ajakan:
merupakan kalimat yang berisi ajakan untuk melakukan sesuatu. Misalnya: Ayo,
kita jaga kebersihan lingkungan kita!
·
Kalimat perintah larangan
(kalimat imperatif larangan): merupakan kalimat yang berisi larangan untuk
melakukan suatu hal. Misal: jangan buang sampah sembarangan!
·
Kalimat perintah permintaan
(contoh kalimat imperatif permintaan dan harapan): merupakan kalimat yang
berisi permintaan atau harapan yang ditujukan kepada seseorang. Misalnya: aku
mohon, tetaplah kau tinggal di sini!
·
Kalimat perintah sindirian:
merupakan kalimat yang berisi perintah dalam bentuk sindiran. Misalnya: aduh,
kering sekali tenggorokanku! (bermaksud untuk meminta minuman)
·
6Kalimat perintah
mempersilakan (contoh kalimat imperatif pembiaran): adalah kalimat perintah
yang berisi izin atau pembiaran atas sebuah tindakan. Contohnya: mari Pak,
silakan masuk!
·
Kalimat perintah saran: adalah
kalimat perintah yang berfungsi untuk memerintah seseorang dalam bentuk sebuah
saran. Contoh: sebaiknya kau jauhi saja temanmu itu!
·
8Kalimat perintah informasi:
merupakan kalimat perintah yang disampaikan dalam bentuk informasi. Contoh: Ibu
menyuruhmu untuk tidak bermain saat waktu magrib tiba.
4. Kalimat Seruan
Merupakan kalimat yang berfungsi untuk menyatakan kekaguman, kebahagiaan,
larangan, kebingungan, ajakan, kemarahan, dan kesedihan. Sekilas, kalimat
seruan mirip dengan kalimat perintah. Padahal, keduanya mempunyai perbedaan
mendasar, terutama soal fungsinya. Kalimat seruan berfungsi untuk menyatakan
apa yang dirasakan seseorang, sedangkan kalimat perintah digunakan untuk
memerintah orang lain.
Adapun beberapa contoh kalimat seruan adalah sebagai berikut:
·
1Wow, pemandangan pantai ini
sungguh indah! (menyatakan kekaguman)
·
Hore, akhirnya aku jadi juara!
(menyatakan kebahagiaan)
·
Awas, di sepanjang jalan itu
banyak lubangnya! (menyatakan larangan)
·
Astaga, aku kebingungan
begini! (menyatakan kebingungan)
·
Ayo, kita bergegas sekarang
juga! (menyatakan ajakan)
·
Awas kau, akan kutunggu
pembalasanku! (menyatakan kemarahan)
·
Duh, betapa malangnya nasibku
ini! (menyatakan kesedihan)
Labels:
Informasi,
What This?
Thanks for reading Macam Macam Frasa, Kalimat, dan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia. Please share...!
0 Comment for "Macam Macam Frasa, Kalimat, dan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia"
berkomentarlah dengan bijak